Demo Blog

Cerita : Mau Menghsncurkan Kubah Masjid Nabawi, Disambar Petir Hingga Mati

by smp n 1 kwadungan on Nov.22, 2009, under

Mau menghsncurkan Kubah Masjid Nabawi, disambar Petir Hingga Mati

Qubbatul Khadra (kubah hijau) yang terlihat megah di masjid nabawi adalah menaungi kuburan jasad rosul saw yang mulia didampingi kedua sahabatnya sekaligus mertuanya yaitu abu baker as-sidiq ra. Dan Umar bin Khatab ra.

Tempat tersebut dahulunya adalah rumah baginda rosul saw karena setiap rosul yang diutus oleh ALLAH SWT dikuburkan dimana dia wafat sebagaimana sabda nabi saw ‘Tidak dicabut nyawa seseorang nabipun melainkan dikebumikan dimana dia wafat ( HR Ibnu Majah )

Sejarah bercerita ketika nabi sampai di mekah pertama sekali dikerjakan nabi saw adalah membangun masjid Nabawi dengan membeli tanah seharga 10binar kepunyaan kedua orang anak yatim sahl dan suhail berukuran 3x30 meter. Bangunan yang sederhana itu hanya berdindingkan tamnah yang dikeringkan, bertiangkan pohon kurma dan beratapkan pelepah kurma. Sebelah timur banguna masjid nabawi dibangun rumah nabi saw , dan sebelah barat dibangun ruangan untuk orang-orang miskin dari kaum muhajirin yang pada akhirnya tempat irtu dikenal dengan tempat ahli sufah (karena mereka tidur berbantalkan pelana kuda)

Baru pada tahun ke tujuh Hijriah. Nabi mengadakan perluasan masjid Nabawi kearah timur Barat dan utara sehingga berbentuk bujur sangkar 45x45 meter dengan luas mencapai 2025 meter persegi. Dan program jangk panjang untuk memperluas masjid Nabawi seperti yang kita lihat sekarang ini di syaratkan oleh nabi saw dengan sabdanya menjelang wafat: ‘’Selayaknya kita memperluas masjid ini. “ hingga pada tahun 17 H Amirul Mukminin Umar bin Khatab kalifah kedua memperluas kearah selatan dan barat msing-masing 5 m . dank e utara 15 m.dan dilanjutkan oleh Usman bin Affan khalifah ketiga mem,perluas arah selatan utara dan barat masing-masing 5 m. pafa tahun ke 29 H.
more...
Diberdayakan oleh Blogger.

Potret Pendidikan Di Pedalaman

Potret Pendidikan Di Pedalaman Indonesia
Tidak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, ada gedung yang kokoh, meja-kursi, serta anak-anak dan guru berseragam lengkap dengan sepatu, Tempat belajar kami lebih menyerupai tempat bermain. Kami bersekolah di tempat yang beratapkan langit. Ruang yang ada hanyalah saung-saung dari bambu, dan kami duduk beralaskan bumi. Anak-anak dan guru tidak ada yang memakai seragam dan kebanyakan hanya memakai sandal jepit.Topi yang kami pakai adalah caping.Tetapi dengan keceriaan kamimulai belajar menatap masa depan yang jauh lebih baik

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!