Demo Blog

Paceklik Order di Bulan Balae…! Pandangan orang Sunda……gimana ya…

by smp n 1 kwadungan on Nov.22, 2009, under

Berbeda dengan bulan Raya Agung yang ramai dengan acara hajatan terutama di akhir pekan, di bulan Safar janur kuning tidak lagi terlihat menghiasi gang dan gedung-gedung serba guna.Masyarakat Sunda enggan untuk melangsungkan pesta perayaan di bulanini.

Menurut Ahmad Gibson Al-Bustomi, seorang seniman Sunda, dalam sebuah diskusi beberapa waktuyang lalu, menyatakan bahwa dalam masyaakat Sunda tidak dikenal system perhitungan hari baik [astrologi] seperti masyarakat Jawa. Namun, mitos larangan menikah di bulan Safar ternyata sangat kuat tertancap dalam benak masyarakat. Sekalipun orang Sunda saat ini sudah jauh lebih modern, tapi tetap saja mereka merasa cadu untukmengadakanpestadi bulan ini. Mereka meyakini ikatan pernikahan yang dilakukan di bulan Safar tidak akan abadi, dan ke depannya akan sulit untuk mendapatkan keturunan.

Hal ini kemudian diperkuat dengan pandangan bahwa bulan Safar adalah bulan kawin anjing.Di beberapa wewengkon tatar Sunda, terutama darah yang dekat dengan hutan dan masih terdapat anjing liar, padabulan ini sering terdengar gonggongan dan lolongan anjing. Anjing-anjing tersebut sedang naik birahi dan melakukan perkawinan.Oleh karena itu orang Sunda cadu menikah di bulan Safar karena mereka tidak mau disamakan dengan binatang yang dianggap najis tersebut.
Kondisi tersebut tentu saja membawa pengaruh ekonomis kepada orang-orang yang bergelut di bisnis pesta hajatan. Para pengusaha perencana pernikahan, seniman, termasuk mubaligh mengalami paceklik order, tidak adayang mengundang. Mereka akhirnya “berpuasa” untuk manggung, bahkan beberapa diantaranya wayahna harus banting setir pindah pekerjaan di bidang lain untuk sementara waktu.
Keadaan paceklik order ini baru berakhir tatkala bulan mulud tiba. Dalam sebuah peribahasa Sunda disebutkan, kokoro manggih mulud orang yang sedang sengsara kemudian mendapat rezeki yang besar seperti bulan mulud. Para pekerjadi bisnis hajatan yang di bulan Safar dalam kondisi tiiseun , memasuki bulan mulud mereka kembali marema.
more...
Diberdayakan oleh Blogger.

Potret Pendidikan Di Pedalaman

Potret Pendidikan Di Pedalaman Indonesia
Tidak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, ada gedung yang kokoh, meja-kursi, serta anak-anak dan guru berseragam lengkap dengan sepatu, Tempat belajar kami lebih menyerupai tempat bermain. Kami bersekolah di tempat yang beratapkan langit. Ruang yang ada hanyalah saung-saung dari bambu, dan kami duduk beralaskan bumi. Anak-anak dan guru tidak ada yang memakai seragam dan kebanyakan hanya memakai sandal jepit.Topi yang kami pakai adalah caping.Tetapi dengan keceriaan kamimulai belajar menatap masa depan yang jauh lebih baik

Looking for something?

Use the form below to search the site:

Still not finding what you're looking for? Drop a comment on a post or contact us so we can take care of it!